Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

It's you. It's always just been you #3

Varel Delsyn, adalah teman kuliah ku, mahasiswa program S2 di Sarbonne. Ia adalah seorang laki-laki asli Perancis yang memiliki perawakan tinggi, dengan bentuk wajah oval, matanya yang tajam,tidak terlalu putih tapi tampan, dan model rambut seperti artis...., tak heran banyak wanita yang rela melakukan hal-hal bodoh demi mendapat perhatiannya. Karena kami satu kelas, membuat hubungan diantara kami semakin dekat.   Berawal dari ser ingnya mengerjakan paper bareng, keliling kota untuk sekedar mencari informasi untuk mendukung tesis yang sedang kami susun. Iya, kuliah ku hanya tinggal beberapa bulan lagi, dan itu artinya tak lama lagi aku akan meninggalkan Paris, kota yang indah  dan terkenal sejuta cinta ini. Bagiku Paris memang unik, memiliki pesona tersendiri pada setiap orang yang mengunjunginya, penuh cinta. Memiliki banyak kenangan dan keindahan. Disini pula aku perlahan bangkit dari kesedihan, kesengsaraan, yang memaksaku untuk meninggalkan.   Aku yang kini tenggelam dalam

It's you. It's always just been you #2

Ku lihat dia duduk dibangku outdoor dekat jendela-jendela kaca besar yang berbingkai kayu menghadap ke   Boulevard Saint-Germain,   dia tampak lebih tampan,  dengan mengenakan jaket berwarna denim. Seperti biasa, dia tak pernah berubah. Aku tau persis bagaimana   style favorite- nya. Bagaimana tidak? Dulu kami berpacaran hampir 5 tahun. Akan ku ceritakan bagaimana kisahnya nanti di akhir cerita ini.. Dia melambaikan tangannya seraya memanggilku, aku menghapirinya dengan berjalan perlahan. Sosoknya menghadirkan debar-debar perasaan tak menentu.Aku duduk disampingnya, gemetar tubuhku,  mata kami sempat bertatap terpesona untuk beberapa detik. Dia memang tidak terlalu tampan, hanya menarik dan berkarisma. Pembawaannya yang tenang membuat hati wanita selalu terpikat. Mungkin Tuhan sedang berbaik hati mempertemukan kami kembali, disini. Beberapa hal dalam hidup terjadi dengan penuh kejutan.  Sesuatu yang tak pernah ku sangka, aku dapat merasakannya.  Semburat kerinduan di wa

It's you. It's always just been you #1

Paris, P rancis 2010 Aku melangkah semakin cepat keluar dari   De Flore , semakin cepat aku meninggalkan persimpangan  Boulevard Saint-Germain . Aku mencoba beristirahat sebentar, aku mendapati diriku terduduk lemas bersimpuh diatas sebuat kursi kayu berwarna putih tulang ditepi jalan, tubuhkukian melemah, rasanya jemari kakiku tak berpijak pada tanah. Tak ku sangka akan bertemu dia lagi, disini dikota ini yang jauh dari tempat kami saling mengenal dulu, Paris telah mengembalikan kenangan, membuka kembali sayatan-sayatan luka yang telah lama tertutup. Perih.. Hatiku berdegup kecang, aliran darahku semakin cepat. mata sembab dan perasaanku tak menentu. De Flore -- aku bertemu dengannya lagi, setelah 2 tahun aku tinggal di Paris, kali ini aku bertemu dengannya lagi. Aku tak percaya saat ku lihat dia disana, wajahnya, senyumnya, itu menyakitkan. Ditambah lagi kehadirannya yang tak sendiri. Iya, ia bersama tunangannya, yang ku dengar akan melangsungkan pernikahannya Desember ta